Rabu, 01 Agustus 2012

METODE PROTEK PADA TV

Sebelum mengulas lebih jauh
tentang proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau
sistem standby dari perangkat
TV. Metode-metode standby
antara lain :
1. Menghidupmatikan power
supply, ciri power supply ini adalah mempunyai besar
tegangan output yang ‘jauh’
berbeda ketika ON dan
STANDBY. Jika diurut pin out
power control dari IC program
langsung mengontrol power supply. Hampir sebagian besar
TV saat ini menggunakan
sistem standby jenis ini. 2. Menghidupmatikan
tegangan H-VCC. Misalnya
mesin sasis china, yang
dihidupmatikan adalah
tegangan H-VCC yang
mensupply ic osilator. Contoh lainnya adalah TV-TV era ic
TDA8361, TA8690AN. Tegangan
output power supply jenis ini
tetap. 3. Menghidupmatikan
tegangan bias untuk transistor
driver horisontal. Jenis ini
dapat ditemukan di sasis TV
sharp yang menggunakan
TDA83xx, sedangkan H-VCC terus-menerus mendapatkan
tegangan. Tegangan output
power supply jenis ini tetap. 4. Melalui bus data, I2C (SDA/
SCL), jenis ini jarang ditemui.
Hampir semua ic jenis baru,
support untuk metode ini. 5. Kombinasi, selain
menghidupmatikan H-VCC juga
menghidupmatikan Power
Supply. PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
1. Pin IC program, karena IC
program merupakan ‘otak’
dari perangkat TV, maka pada
IC program dilengkapi dengan
pin protek. Umumnya berjenis high state, yaitu normalnya
pada level/logika high
(tegangan hampir/sama
dengan VCC). Jika terdeteksi
menurunnya tegangan pada
pin ini, maka IC program akan segera menshutdown
perangkat TV. 2. Pin IC jungle/chroma/
osilator. Umumnya, pada IC
jenis baru (misalnya AN5606,
TDA836xx, dll) dilengkapi
dengan pin proteksi EHT, pada
pin ini umumnya berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0
volt atau beberapa volt saja
ketika normal). Jika terdeteksi
tegangan yang melebihi
ambang tegangan proteksi,
maka IC segera mematikan osilator horisontal. 3. Power supply control, dapat
ditemukan di TV model-model
jadul, jika ditemukan tidak
normal maka rangkaian
proteksi akan segera
mematikan/me-standby powersupply. SISTEM PROTEKSI MENURUT
BENGKEL Adanya sistem proteksi pada
TV, bukan berarti dengan
melepas/melumpuhkan
proteksi sudah dianggap
selesai garapan TVnya. Banyak
bengkel yang hanya melepas protek dan langsung bayaran,
tanpa menghiraukan fungsi
dari protek tersebut. JENIS-JENIS PROTEKSI
1. Proteksi Tegangan Lebih
Arus Besar (OverVoltage 1)
Jenis proteksi ini difungsikan
untuk melindungi perangkat
dari bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN.
Ciri proteksi terhadap petir
yaitu dengan ditemukan
adanya kabel yang
dihubungkan dari GND tuner
menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor
input AC_IN. Prinsip dasarnya
menggunakan kapasitas
tegangan maksimal kapasitor.
Jika diamati, kabel tersebut
dihubungkan kepada jalur PCB yang ‘sengaja’ dibuat untuk
lintasan elektron/tegangan
menuju ke jalur listrik input.
Jika ada tegangan yang
melebihi kapasitasnya, maka
tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja
menuju ke jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya
adalah proteksi tegangan
AC_IN, menggunakan
komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada
komponen ini dapat dibaca
tegangan kerjanya.
Penempatannya secara paralel
terhadap AC_IN dan setelah
sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas
komponen ini maka
komponen akan konslet
dengan sendirinya, karena
konslet, akhirnya sekring
putus. Bentuk fisik komponen dimaksud mirip dengan
kapasitor tegangan tinggi, dan
umumnya berwarna biru
muda. 2. Proteksi Tegangan Lebih
Arus Kecil (OverVoltage 2)
Fungsi proteksi ini untuk
mendeteksi tegangan berlebih
pada titik yang disensor.
Komponen utama yang dipakai umumnya
menggunakan dioda zener.
Pada dasarnya, dioda zener
akan menghasilkan tegangan
selisih jika dialiri arus secara
mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat skema berikut
ini : Pada skema diatas, tegangan
output (VOUT) dihasilkan dari
perhitungan VIN – VZ. VZ
adalah tegangan kerja dari
zener. Rumus tersebut hanya
penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut dapat
disimpulkan bahwa jika ada
tegangan output (VO) berarti
tegangan input sudah melebihi
dari tegangan yang ditentukan (VZ). Kesimpulannya, ada
tegangan jika protek. 3. Proteksi Tidak Ada Tegangan
(NoVoltage)
Tidak seperti proteksi Over
Voltage, proteksi ini
menyensor ada tidaknya
tegangan pada suatu titik. Coba amati skema berikut : VIN merupakan tegangan
stabil, umumnya sebesar
tegangan VCC ic program (5V
atau 3V3). Tegangan VIN
melalui R_PULL_UP hingga
menjadi tegangan VOUT. Persyaratan utama dari sensor
ini adalah tegangan VOUT tidak
boleh melebihi dari
V_DIPROTEK. Sedangkan
R_LOAD adalah beban pada
tegangan yang disensor. Cara kerjanya cukup
sederhana, jika tegangan yang
disensor tidak ada, maka
tegangan out (VOUT) akan
dikonsletkan oleh dioda (lihat
arah panah dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya
(akibat R_LOAD). Derajat/besar
penurunan tegangan VOUT
inilah yang disensor.
Sebaliknya, jika ada tegangan
pada titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan
tetap karena tegangan yang
disensor tidak akan
‘melompati’ dioda (kecuali
dioda proteksinya bocor/
rusak). Kesimpulannya, tidak ada tegangan jika protek. 4. Proteksi Suhu Lebih
(OverThermal)
Pada rangkaian TV modern,
proteksi ini sudah masuk
dalam komponen aktif,
misalnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor
jika suhu kerja melebihi dari
titik proteksinya. 5. Proteksi Emisi Sinar X (X-
RayProtection)
Salah satu radiasi/emisi yang
‘tidak dikehendaki’ dari tabung
elektron adalah emisi sinar X.
Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan sinar X
pada nilai tertentu yang
diperbolehkan. Jika tabung
mendapatkan tegangan kerja
yang melebihi dari tegangan
normalnya, maka kuantitas sinar X yang dihasilkan juga
membesar sehingga
berbahaya bagi pemakainya.
Pada CRT modern, sudah
dilengkapi dengan screen
protektor yang tujuannya untuk mengurangi emisi
tersebut. Bukan hanya
tegangan HV yang
mempengaruhi tingkat emisi,
terang tidaknya gambar juga
mempengaruhi kuantitas emisinya.
Selain pemasangan screen
protektor, tegangan HV untuk
supply CRT juga disensor,
karena untuk menyensor
tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar 20 an kilovolt)
sangat sulit sekali maka untuk
menyensor tegangan tersebut
menggunakan kaki ABL dari
TFB. Prinsipnya adalah besar
tegangan ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya
layar. Jika CRT terang, secara
otomatis CRT akan menarik
banyak elektron, sehingga
tegangan ABL juga akan turun.
Sebaliknya, jika CRT menampilkan gambar gelap,
tegangan ABL akan naik. Yang
disensor adalah titik minimum
dari tegangan ABL. Tidak boleh
kurang dari level/tegangan
minimum yang ditentukan. Selain tegangan ABL, proteksi
X-Ray juga menggunakan
proteksi OverVoltage yang
menyensor tegangan sekunder
TFB, misalnya tegangan Heater.
Sensor yang dipasang pada titik arus katoda juga dapat
difungsikan sebagai proteksi X-
Ray, misalnya pada pin5 IC RGB
out (TDA6107) merupakan
sensor IK (cathode current).
Prinsip kerjanya adalah mengeluarkan tegangan yang
mirip dengan ABL tetapi besar
tegangannya terbalik, semakin
terang, semakin tinggi
tegangannya. 6. Proteksi Sinkronisasi
Tanpa sinyal video, perangkat
tv dengan sendirinya akan
menghasilkan sinyal
SandCastle (gambar semut/
pasir) yang ditampilkan. Frekuensi-frekuensi free
running (horisontal dan
vertikal) diset pada nilai-nilai
tertentu (tergantung model
dan jenis IC-nya). Jika ada
sinyal video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan
mengadjust frekuensi-
frekuensi tersebut berdasarkan
sinyal sinkronisasi yang
dibawa oleh video. Jika gagal
dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi vertikal
membutuhkan pulsa vertikal
out, sedangkan sinkronisasi
horisontal membutuhkan
sinyal AFC dari TFB. Jadi sinkronisasi tujuannya untuk
mengunci frekuensi-frekuensi
osilator freerunning tersebut
berdasarkan sinyal video yang
masuk. Proteksi sinkronisasi
umumnya sudah masuk dalam IC jungle/osilator. MENCARI DAN
MENGIDENTIFIKASI JALUR
PADA TV Kegiatan perbaikan perangkat
elektronik tidak lepas dari
pengurutan jalur-jalur dan
identifikasi jalur. Sebenarnya,
cara yang terbaik adalah
dengan menghafalkan fungsi kaki-kaki dari IC yang penting-
penting saja. Tidak harus
menghafal, tetapi seiring
dengan perjalanan
pengalaman servis, Penulis
yakin fungsi-fungsi pin tersebut akan hafal dengan
sendirinya.
Saking banyaknya jalur
beserta fungsi yang berbeda,
untuk membatasi masalah,
Penulis hanya mengulas beberapa jalur-jalur penting
yang telah menjadi Favorite
bengkel elektronik, terlebih TV. 1. Pin/kaki Tegangan VCC/VDD
padA IC,
Salah satu jenis komponen
elektronika yang sulit sekali
dimasukkan ke dalam IC
adalah electrolyte capacitor/ condensator (elko). Pada
desain-desain rangkaian
elektronika, penggunaan elko
salah satunya difungsikan
sebagai filter tegangan DC,
semakin besar nilainya, semakin baik filtrasinya. Elko
ini dipasang sedekat mungkin
dengan kaki-kaki VCC/VDD IC,
jadi untuk menemukan pin/
kaki VCC/VDD sebuah IC,
tinggal mencari elko yang paling besar nilainya dan
terdekat dengan IC. Dengan
catatan, salah satu kaki elko
mendapatkan tegangan dari
luar IC.
Khusus untuk IC-IC logika (IC digital), seperti CD4052,
MC14066, CD4094 dan lain-lain,
kemasan dual in-line package
(DIP), secara umum pin/kaki
VDD/VCCnya berada pada
urutan kaki yang terbesar (misal, CD4066, kaki VDD pada
pin14, kaki VSS/VEE pada pin7,
24Cxx, VDD=8, VSS=4). 2. Pin/kaki Reset IC Program, Hampir semua TV saat ini
memakai IC program atau
mikro komputer (micom)
sebagai otaknya. Sedangkan IC
program yang pada dasarnya
adalah sebuah komputer mikro/mini tentunya
mempunyai kaki yang
difungsikan sebagai input
Reset.
Reset merupakan pin/input
yang digunakan untuk memberi sinyal kepada IC
program supaya IC program
menjalankan kembali rutin-
rutin/program dari awal.
Dalam proses perbaikan,
penggunaan metode hard- reset sangat mempermudah
dalam mencari kesalahan-
kesalahan dalam perangkat TV
yang bersifat logik (misalnya
status AV, status pinout
program, atau untuk mendeteksi normal tidaknya
IC program itu sendiri).
Metode hard-reset dapat
dilakukan dengan
mengkonsletkan pin reset ic
program ke GND/VSS sekitar 1 detian (dalam beberapa type/
jenis ic program dengan
‘menarik’ ke VDD).
Tidak lepas dari desain-desain
IC program, kaki reset
umumnya dapat ditemukan berada disamping salah satu
pin/kaki kristal, ditandai
dengan terhubungnya kaki
tersebut ke output rangkaian
reset. Rangkaian reset
dimaksud sering kali terdiri dari IC reset (misal, KIA7045)
atau dalam bentuk kombinasi
transistor dan komponen lain
yang membentuk rangkaian
detektor tegangan
(melepaskan pulsa/denyut reset jika tegangan yang
masuk sudah mencapai
ambang yang ditentukan).
Jenis rangkaian reset ini sering
ditemukan di TV sasis china.
Untuk keterangan lebih jauh tentang IC program TV, baca artikel Memahami dan
Mengenal IC Program TV 3. Bus Data (I2C) Pada artikel Memahami dan
Mengenal IC Program TV, telah
disinggung tentang fungsi dari
bus data, tak lain adalah
berfungsi sebagai jalur
komunikasi antara komputer mikro tersebut dengan
perangkat-perangkat atau IC-
IC lainnya. Pada desain-desain
TV baru, penggunaan bus I2C
menjadi sangat populer karena
keringkasannya. Cara tercepat mencari bus data
adalah dengan mencari dan
membaca data IC-IC yang
dilengkapi dengan bus data,
misalnya IC memori 24Cxx,
pin5-nya adalah SDA dan pin6- nya adalah SCL. Semua jalur
yang terhubung pada pin-pin
tersebut merupakan jalur bus
data yang terdiri dari SDA dan
SCL. Bagi seorang teknisi,
menghafalkan pin-pin ini merupakan tindakan yang
penting dilakukan.
Gangguan-gangguan pada
jalur SDA/SCL menyebabkan IC
program gagal untuk
memerintah/membaca dari perangkat/IC luar. Akibatnya
TV tidak menyala (karena
subrutin watchdog) atau
adanya beberapa fasilitas TV
yang tidak berfungsi (misalnya
tuner tidak bisa diset). Hal ini sangat logis sekali karena
hampir semua fungsi
pengontrolan TV diwakili oleh
‘dua jalur’ ini, sehingga
perhatian lebih terhadap bus
ini sangat penting. 4. Protek
Artikel tentang proteksi dan
cara menemukan jalur protek,
baca artikel Sistem Proteksi
Pada TV 5. Kontrol Power/Standy Jika Pembaca pernah membaca
artikel tentang Sistem Proteksi
Pada TV, di artikel tersebut
sudah disinggung beberapa
metode untuk ‘mematikan’
perangkat TV yang dilakukan oleh IC program. Secara
mudahnya, pin kontrol power
dapat ditemukan dengan
mengurut masukan/input dari
rangkaian-rangkaian
power_off tersebut. Pada desain TV yang memakai IC
KA78R09 atau 090RDA1 pin
power dapat ditemukan
dengan mengurut dari pin4 IC
tersebut karena secara urut
pin-pinnya adalah v_input, v_output, gnd dan v_disabled.
Pada desain TV yang power-
nya mengontrol smps, dapat
diurut dari pengontrol
optocoupler. Karena
optocoupler bagian dari rangkaian error_amp, maka
sangat memungkinkan untuk
mengontrol tegangan output
dari smps menjadi power_on
atau power_off. 6. Kontrol Switch AV
Seperti halnya mencari jalur
bus data, jalur kontrol switch
AV dapat dengan mudah
ditemukan dengan mencari IC
atau rangkaian switch AV-nya terlebih dahulu.
Beberapa IC switch (logic)
yang sering dijumpai antara
lain : LA7016 (pin3), CD4066/
MC14066 (pin5, 6, 12, 13), 4051
(pin10, 11, 9), 4052 (pin10, 9) dan 4053 (pin11, 10, 9).
Pada beberapa IC misalnya
TDA8361, pin AV switch
menggunakan pin16.
Sedangkan pada jenis-jenis
terbaru, switch AV sudah masuk kedalam IC chroma/
jungle dan dikontrol oleh
program menggunakan bus
data. Meski sudah masuk
dalam IC jungle/chroma tetapi
tidak jarang juga ditemukan desain yang masih
menggunakan swith AV
eksternal (semuanya
tergantung desainernya). 7. Volume, Contrast, Color dan
Brightness 8. Pin-pin IC program yang
difungsikan sebagai volume,
contrast, color dan brightness
berjenis DAC (digital to analog
converter). Karena berjenis
DAC, cara termudah dengan mengetes kaki-kaki IC
program sambil
menggerakkan/mengeset
volume, contrast, color dan
brightness menggunakan
tombol panel atau remot. Cara tersebut di atas terlihat
sangat bertele-tele, tetapi
memang cara tersebut yang
termudah. Untuk model-model
desain baru, pin-pin kontrol ini
sudah jarang atau bahkan tidak dipakai lagi dan sudah
tergantikan dengan bus data. 9. VT (Tuning Voltage)
Seperti halnya pin-pin kontrol
volume, pin VT juga berjenis
DAC. Pin ini dapat diurut dari
kaki VT tuner. Sedangkan
untuk mengidentifikasi kaki VT tuner ditandai dengan adanya
deretan rangkaian filter RC
yang terhubung ke kaki
tersebut. Sedangkan ujung/
masukan filter RC tersebut
terhubung dengan kaki kolektor transistor VT dan
basis dari transistor tersebut
merupakan input sekaligus
output VT dari IC program.
Pada tuner jenis baru yang
menggunakan bus data (SDA, SCL), tegangan konstan VT
(30an volt) langsung
dimasukkan ke tuner sekaligus
rangkaian-rangkaian filter-
filter RC dan transistor VT.
Untuk menggeser/mengeset frekuensi tuner secara praktis
menggunakan bus data. 10. Audio Mute Fungsi audio mute selain dapat
direalisasikan dengan
mengenolkan tegangan
volume, dapat juga dengan
rangkaian mute eksternal.
Umumnya menggunakan transistor yang kaki
kolektornya langsung
‘menyadap’ jalur sinyal audio
output (yang masuk ke audio
amplifier) dan kaki basisnya
dikontrol langsung oleh IC program. Cara kerjanya cukup
sederhana, jika kaki basis
mendapatkan bias, maka
transistor akan ‘membumikan’
sinyal audio pada kolektornya. 11. VIF Output (Video) Proses sinyal IF pada TV analog
menghasilkan sinyal video
yang masih tercampur dengan
sinyal audio. Sebelum sinyal
video ini ditampilkan/diproses
lebih jauh, sinyal ini harus difilter dulu untuk
mengeliminasi sinyal suara
yang masih ada di dalam sinyal
output VIF tersebut.
Karena filtrasi sinyal audio
pada VIF out mutlak diperlukan, maka cara tercepat
mengidentifikasi jalur VIF out
dengan mencari rangkaian
filternya yang terdiri dari CF
yang diparalel dengan lilitan
(membentuk notch filter). Sering dijumpai menggunakan
CF 5.5Mc diparalel dengan
lilitan 15uH. 12. SIF Input dan Audio Output Setelah jalur VIF out
teridentifikasi, secara otomatis
SIF input juga dapat
teridentifikasi. Sebelum sinyal
VIF out masuk ke filter/trap,
sinyal VIF ini ‘dicabang’ menuju ke SIF input,
umumnya melalui CF terlebih
dahulu, fungsi CF ini untuk
memilih hanya suara saja yang
diproses.
Pada sistem MPX/stereo, SIF input dapat mengambil dan
memproses langsung dari pin
output IF dari tuner.
Sedangkan sinyal audio hasil
pemrosesan/deteksi
dioutputkan dengan melalui deemphasis terlebih dahulu.
Fungsi deemphasis adalah
memperbaiki nilai S/N pada
audio hasil deteksi. Karena
kontrol volume umumnya
sudah masuk dalam IC chroma/IF/jungle atau tidak
jarang juga yang langsung
mengontrol IC audio amplifier,
maka output audio dari SIF out
langsung menuju ke audio
amplifier sehingga lebih mudah diurut.
Sedangkan cara paling kuno
yang terbukti efektif untuk
mencari pin input amplifier
audio yaitu dengan memegang
pin-pin audio amplifier</ font>

Tidak ada komentar: